BREAKING NEWSLINGGA

Sekda Lingga Resmi Tutup Kenduri Budaya 2025 di Daik Lingga

Foto bersama penutupan Kenduri Budaya Lingga Tahun 2025 yang telah berlangsung sejak 18 September lalu di Lapangan Hang Tuah, Daik Lingga, Sabtu (20/9/2025). Malam.

Daik LINGGA , (kepriraya.com)– Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga, H. Armia, menghadiri sekaligus menutup secara resmi rangkaian Kenduri Budaya Lingga Tahun 2025 yang telah berlangsung sejak 18 September lalu di Lapangan Hang Tuah, Daik Lingga, Sabtu (20/9/2025).

Kegiatan yang digelar oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Provinsi Kepulauan Riau dan Riau bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lingga ini menghadirkan berbagai pertunjukan seni, tradisi, dan pameran budaya. Kenduri Budaya menjadi momentum penting dalam melestarikan khazanah budaya Melayu sekaligus ruang silaturahmi masyarakat.

Dalam sambutannya, Sekda Lingga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam menyukseskan agenda budaya ini.

“Kenduri Budaya Lingga bukan sekadar perhelatan seni dan tradisi, tetapi juga simbol persatuan, kebanggaan, serta wujud komitmen kita bersama dalam menjaga nilai adat dan melestarikan budaya Melayu. Harapan kami, kegiatan ini dapat terus digelar setiap tahun dan menjadi agenda rutin yang memperkokoh jati diri masyarakat Lingga,” ujar H. Armia.

Lebih lanjut, Sekda Lingga menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam setiap kegiatan kebudayaan, agar nilai-nilai luhur dapat diwariskan dan tetap hidup di tengah arus modernisasi.

Kenduri Budaya Lingga Tahun 2025 diisi dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari pentas seni tradisi Melayu, lomba permainan rakyat, pameran kerajinan, hingga diskusi budaya yang melibatkan para budayawan, seniman, serta tokoh masyarakat. Selama tiga hari pelaksanaan, kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat dan wisatawan yang hadir.

Dengan berakhirnya Kenduri Budaya Lingga 2025, Pemerintah Kabupaten Lingga berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga kebudayaan tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga sumber inspirasi pembangunan daerah. (Juki)

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *