BATAMDAERAHKEPRI

Pergerakan Penumpang Pesawat di Hang Nadim Meningkat, Sinyal Positif Bagi Pertumbuhan Ekonomi

BATAM (Kepriraya.com)-Sepanjang 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam melaporkan bahwa jumlah penumpang angkutan udara yang datang dan berangkat melalui Bandara Internasional Hang Nadim sebanyak 3,46 juta orang.

Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2,07 juta orang.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menyambut baik pergerakan penumpang tersebut.Menurut Rudi, hal ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Kota Batam ke depan.

“Ini sinyal positif. Total penumpang cukup tinggi dan menunjukkan adanya pemulihan pasca pandemi Covid-19. Semoga pergerakan ini ikut berdampak bagi ekonomi Batam,” ujar Rudi, Selasa (25/4/2023).

Berdasarkan catatan BPS Kota Batam, total penumpang angkutan udara tahun 2022 mengalami peningkatan sebanyak 66,88 persen.

Dengan rincian, penumpang datang sebanyak 1,76 juta orang dan penumpang berangkat sebanyak 1,66 juta orang.

Sedangkan penumpang terbanyak datang dari penerbangan domestik. Yang mana, tingkat pemulihannya menyentuh angka 82 persen.

Di sisi lain, penerbangan internasional yang sempat turun drastis selama pandemi Covid-19 juga menunjukkan tren positif dengan tingkat pemulihan sekitar 49 persen.

Berdasarkan data penumpang bulan Februari 2023, jumlah yang datang ke Kota Batam sebanyak 138.611 orang.

Jumlah ini mengalami kenaikan 39,37 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2022 silam dengan total penumpang sebanyak 99.457 orang.

“BP Batam sedang mempercepat pembangunan Kota Batam. Kita siapkan kota ini agar wisatawan bisa terus berdatangan. Mari dukung pembangunan agar terwujud Batam yang madani dan modern untuk kita semua,” tambahnya.

Tidak hanya itu, lanjut Rudi, meningkatnya pergerakan penumpang angkutan udara tersebut diharapkan mampu memberi dampak bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Batam.

“Kalau pasien kita punya banyak pasien. Tapi, dengan adanya KEK ini dan dengan peralatan kesehatan, ahlinya dan ada kerjasamanya, ini bisa akan lebih baik lagi mendatangkan dokter dokter ahlinya kesini,” imbuhnya.

Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mengatakan, dengan dibukanya KEK Kesehatan Internasional Batam ini akan ada beberapa pasar potensial yang akan dimiliki.

“Beberapa diantaranya, industri farmasi dengan nilai investasi Rp 110 triliun dan industri peralatan medis dengan nilai investasi Rp 49 triliun,” ujar Ariastuty.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), masyarakat Indonesia telah menghabiskan Rp 160 triliun per tahun atas biaya perawatan yang dilakukan di luar negeri, terutama di Singapura dan Malaysia.

“Batam akan menangkap peluang tersebut melalui KEK Kesehatan. Dengan luas lahan 44,5 hektar dan nilai investasi senilai USD 215 juta, BP Batam akan mengembangkan rumah sakit bertaraf internasional, farmasi dan peralatan medis, serta akomodasi,” terang Ariastuty.

Selain itu, melalui kawasan Free Trade Zone (FTZ) dan KEK, dilengkapi insentif fiskal maupun nonfiskal, Batam menawarkan kemudahan untuk berinvestasi dengan pengembangan potensi mencakup wisata kebugaran, universitas kedokteran terbaik dan sistem manajemen kesehatan yang terpadu.

“Dengan dukungan dari Menko Perekonomian RI serta Dewan Pengawas BP Batam, maka BP Batam berkomitmen untuk membantu proses investasi di Batam. Kami juga mengundang para investor untuk datang ke Batam dan menyaksikan langsung potensi Batam sebagai kawasan investasi yang bernilai tambah,” tutup Ariastuty. (r)

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *