Viral..! Pandji Gumilang Beli Tanah untuk Perkebunan dan Galangan Kapal di Batam
BATAM (Kepriraya.com)- Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang dikabarkan membeli tanah seluas 20 hektar di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Tanah itu akan dibangun lahan pertanian, perkebunan hingga galangan kapal.
Kabar itu beredar melalui video yang tersebar di sejumlah akun media sosial dan aplikasi pengirim pesan.
Dilansir ldetikSumut pada Senin (24/7/2023) pada video berdurasi 1 menit 30 detik, Pandji tampak tengah menjelaskan bahwa dirinya baru membeli tanah di Pulau Galang, Batam. Tanah tersebut berjarak 20 km dari titik nol Batam.
“Kita berada di penghujung Pulau Galang baru, menjelang titik nol. Kurang lebih 20 km dari sini ke titik nol. Kita berdiri menghadap ke barat, belakang timur dan belakang kita ada 20 hektar, yang pekan lalu kita bebaskan dari pemilik awal Pak Ahuang, Pak Rudi,” jelas Pandji dalam video tersebut.
“Kita harapkan tempat ini separuh untuk pertanian, separuh bukit untuk perkebunan dan bawah untuk galangan kapal. Dan sini sudah kita buat selokan selokan ke laut. belakang kita ini laut kurang lebih 1 km. Maknanya 200 x 1 km mendapatkan 20 hektar kurang lebih,” jelasnya.
Menurutnya lahan kurang lebih 20 hektar yang berada di dekat bibir pantai itu juga akan di bangun pelabuhan. Pelabuhan itu nantinya akan menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal dari Pulau Jawa.
“Di pantai ada mangrove yang tidak produktif disitu akan kita gunakan sebagai pelabuhan dan galangan kapal. Kita rencanakan kapal-kapal kita yang datang dari Jawa akan berlabuh di sini dan kita rencanakan kapal untuk nelayan juga,” ujarnya dalam video tersebut.
Camat Galang, Ute Rambe dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui lahan 20 hektar yang diklaim telah dibeli oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang.
Ia mengaku jika pemilik lahan pertama dan Pandji Gumilang bertransaksi di kantor camat, pasti dirinya mengetahui hal tersebut.
“Saya belum dapat informasi itu. Kalau ada bertransaksi di kantor camat pasti saya tahu. Tidak ada transaksi dan pembuatan surat juga,” ujarnya.
“Saya cek dulu kebenarannya,” kata Ute.
(dtc/afr)
.