China Naikkan Status Darurat, Ada Apa?
BEIJING – Pemerintah China menaikkan level tanggap darurat untuk wilayah timur laut di negara tersebut pada Minggu (6/8) waktu setempat. Langkah ini dipicu oleh naiknya ketinggian air di anak sungai Songhua ke level berbahaya setelah hujan lebat yang mengguyur berhari-hari akibat terjangan topan Doksuri.

Seperti dilansir Reuters, Senin (7/8/2023), Kementerian Sumber Daya Air China menyatakan pihaknya meningkatkan level tanggap darurat banjir ke level III pada Minggu (6/8) pagi, sekitar pukul 10.00 waktu setempat, untuk wilayah Inner Mongolia, Jilin dan Heilongjiang.
China diketahui menggunakan sistem tanggap darurat empat level, dengan level I merupakan level yang paling serius.
Heilongjiang, yang dikenal sebagai ‘lumbung besar di utara’, menjadi salah satu daerah yang terdampak buruk topan Doksuri.
Wilayah China bagian utara diterjang topan Doksuri, pekan lalu, setelah topan itu sebelumnya menghantam Provinsi Fujian bagian selatan dan melanda Filipina.
Lebih dari 20 orang tewas akibat hujan lebat yang memicu banjir parah di beberapa wilayah China, termasuk Beijing, sepanjang pekan lalu. Ribuan orang lainnya terpaksa mengungsi dari rumah masing-masing akibat banjir.
Curah hujan yang mengguyur wilayah Beijing dan sekitarnya, seperti dilansir AFP, tercatat setara dengan curah hujan rata-rata sepanjang bulan Juli yang mengguyur ibu kota China hanya dalam waktu 40 jam saja
Badan Meteorologi Beijing melaporkan bahwa curah hujan maksimum yang tercatat selama topan Doksuri menerjang, mencapai 744,8 mm yang terjadi di Bendungan Wangjiayuan di Changping.
Disebutkan juga oleh Badan Meteorologi Beijing bahwa angka curah hujan itu tercatat sebagai ‘curah hujan terberat dalam 140 tahun’.
Sementara itu, pada Minggu (6/8) waktu setempat, pemerintah China mengalokasikan dana tambahan sebesar 350 juta Yuan (Rp 738,7 miliar) untuk mendukung upaya penyelamatan dan perbaikan rumah-rumah yang hancur atau rusak di wilayah-wilayah terdampak banjir, seperti di Beijing, Tianjin, Hebei, Heilongjiang dan Jilin.
Pemerintah sebelumnya telah mengalokasikan dana sebesar 170 juta Yuan (Rp 358,8 miliar) untuk upaya penyelamatan dan pemulihan bencana.
Sumber : Detikcom