BISNISDAERAHKEPRITANJUNGPINANG

Ratusan Pedagang Pasar Puan Ramah Batu 7 Tinggalkan Lapak, Akibat Sepi Pembeli



TANJUNGPINANG (Kepriraya.com) – Ratusan Pedagang relokasi Pasar Puan Ramah di terletak di kawasan Jalan Kijang Lama KM.7, Kecamatan Tanjungpinang Timur yang diresmikan Walikota Tanjungpinang, Rahma pada Jumat (23/9/2022) lalu, saat ini sudah meninggalkan lapaknya akibat sepi pembeli.

Pembangunan relokasi Pasar Puan Ramah semi permanen ini awalnya sempat di dukung oleh para pedagang kaki lima yang bersedia merelokasikan dagangannya kesana. Namun semakin hari, kondisi pembeli dari masyarakat kian sepi, sehingga para pedagang terpaksa bersedia dan meninggalkan lapak mereka.

Diketahui, kebijakan pembangunan relokasi Pasar Puan Ramah tersebut sudah menghabiskan anggaran APBD sekitar Rp.3,2 Miliar.

Kondisi tersebut mulai di pertanyakan pedagang, akibat kurang matangnya perencanaannya, bahkan seolah- olah dipaksakan.


Kini relokasi Pasar Puan Ramah sudah mulai terlihat tidak terurus, akibat para pedagang yang menempati lapak meja berukuran kecil dan terbuat dari campuran asbes dan tripleks itu, semua pada meninggalkan lapaknya dan dipindahkan serta berpencar.

Para Pedagang tersebut sengaja meninggalkan lapaknya untuk mencari lokasi yang lebih strategis seperti di kawasan emperan jalan Pasar Bintan Center, Pasar Baru dan jalan Gambir.

Pada saat peresmian Pasar Puan Ramah ini setahun lalu, dari tiga ratusan lapak meja tersedia, sedikitnya jumlah Pedagang mencapai dua ratus meja terisi. Dan hanya berselang tiga bulan setelah peresmian Pasar, Para Pedagang meninggalkan lapak meja Pasar eks Terminal lama di KM 7 Kecamatan Tanjungpinang Timur.

Salah seorang Pedagang pasar Puan Ramah yang tersisa Gunawan(52) mengungkapkan rasa kekecewaannya kepada pihak Pemerintah Kota Tanjungpinang yakni Walikota, Disperindag, BUMD secara khusus kepada anggota DPRD Kota Tanjungpinang yang sedikit tidak perduli dengan nasib para Pedagang relokasi Pasar Puan Ramah.

“Pemko Tanjungpinang khusus anggota DPRD Kota, tak seorang pun turun kelapangan(Pasar- red) untuk menanggapi keluhan seperti apa nasib kami disini, sudah hampir 1 tahun, tapi tidak ada yang peduli untuk menyapa kami,” kata Gunawan, pada awak media

Diakui Gunawan, dana fisik bangunan relokasi pasar semi permanen diduga ada indikasi pembengkakan anggaran. untuk itu, dirinya menyarankan agar team audit pemeriksa keuangan.

“Masyarakat awam pasti bisa menghitung jumlah anggaranya. Jadi menurut analisa Saya, Proyek ini adalah settingan kategori Proyek gagal dan amburadul. Untuk itu saya sebagai Warga Kota Tanjungpinang menyarankan agar diturunkan Team audit pemeriksa keuangan dan seperti apa isi dan bentuk LPK nya,” ungkapnya 

Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda kota) Pemko Tanjungpinang, Zul Hidayat mengatakan, pembangunan relokasi pasar Puan Ramah penggunaanya bersifat sementara menunggu Pembangunan Pasar Baru Pelantar dua selesai di penghujung bulan Desember tahun 2023.

“Dari proses awal relokasi Pasar Puan Ramah di Km 7 eks Terminal Kecamatan Tanjungpinang Timur hanya sementara sesuai dengan kesepakatan bersama dengan para Pedagang dimaksud, hanya sementara karena sambil menunggu revitalisasi Pasar Baru Pelantar dua yang masih berproses dalam kondisi pembangunan atas perjuangan dana Pokir Anggota DPR RI Komisi V, Cen Sui Lan melalui APBN,” terang Zul.

Ditanyakan persoalan banyaknya pedagang yang meninggalkan lapak dan anggaran, dirinya enggan berkomentar lebih jauh dengan alasan sibuk.

Sementara pantauan di lapangan, sepi di samping, dan para pedagang pasar tersebut sudah meninggalkan lapaknya, kondisi lantai kawasan pasar tersebut juga sudah banyak yang rusak dan berlubang. (**)

Editor :  Asfanel

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *