Rempang Galang dan Teori Ekonomi Trickle Down Effeck
Oleh: Ahmad Azroi
OPINI-Teori trickle down effect menjelaskan bahwa kemajuan yang diperoleh oleh sekelompok masyarakat akan sendirinya menetes ke bawah sehingga menciptakan lapangan kerja dan berbagai peluang ekonomi yang pada gilirannya akan menumbuhkan berbagai kondisi demi terciptanya distribusi pertumbuhan ekonomi yang merata.


Teori yang dikenalkan oleh ekonom Albert Hirschman (1915-2012) yang menegaskan pentingnya peranan kutub pertumbuhan wilayah sebagai penggerak utama atau lokomotif pertumbuhan yang selanjutnya menyebarkan hasil-hasil pembangunan ke wilayah lain.
Teori ini tidak juga salah, tetapi hampir 100 tahun sudah menjadi kiblat para penguasa untuk melakukan kampanye mengamankan harta kekayaan maupun dominasinya. Penguasa dan orang kaya berkomplot dalam satu oligarki lalu menghembuskan angin surga kepada masyarakat bahwa inilah kemajuan, inilah kesejahteraan, pilih kami lagi lalu kalian menjadi bintang di surga berikan cahaya.
Dalam konteks Rempang Galang dapat disimpulkan beberapa poin disini:
- Pemberian konsesi lahan Rempang Galang kepada PT MEG merupakan praktek TDE yang kita sama-sama tahu bahwa tidak selamanya tujuan TDE tsb sesuai harapan, sebagian besar malah membuat konglomerat makin buncit dan tidak tersentuh hukum, cek kasus pengemplangan duit BLBI merupakan penyelewengan TDE
- karena TDE ini intinya tetesan maka jelas masyarakat Rempang menolak, mereka tak butuh tetesan tapi guyuran. Rumah kelahiran dengan segala kenangan mau diganti dengan tetesan, tak masuk diakal
- TDE itu jangka panjang, alih-alih mau membuka lapangan kerja dll, kampung dan rumah sendiri hari ini melayang. Masyarakat butuh pemenuhan komitmen hari ini juga, mana itu pengayoman, mana itu pemerintah madani, main tangkap dan kriminalisasi, apakah tindakan represif dapat dibenarkan?
- niat TDE sudah tertuang dalam MOU Wako Batam/OB dengan warga Rempang Galang tahun 2004, sudah jelas ada kewajiban pihak ketiga untuk ditunaikan, apakah sudah dilaksanakan dengan masuk akal?
- apa yang dilakukan kemarin tanggal 7 dan 8 September merupakan wujud arogansi kekuasaan, apalagi ada yang sesumbar bahwa tanggal 28 harus dikosongkan, mak gawat juga nih, sudah pandai meniru peristiwa shabra shatila
- ada nama-nama dalam MOU di bawah ini yang menjadi wakil rakyat di senayan, tentu sangat paham dengan apa yang sedang terjadi, tapi kamu kenapa diam? kamu takut? kamu masih nyalon lagi di 2024? trus kamu yang jelas-jelas tahu apa yang terjadi tutup mata?mentang-mentang pemilih di Rempang Galang hanya secuil terus kamu lupa kemanusiaan?
- tolong bapak-bapak yang lagi berkuasa belajar lagi donk gimana cara mendengar, jangan jadi lembu cocok hidung, jernih donk, kaji lebih mendalam jangan egois, jangan gegabah, warga sudah berdarah kamu tak sadar juga?