DAERAHKEPRINASIONALTANJUNGPINANG

Fenomena Alam Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Tanjungpinang

  • Fenomena Alam, Hari Tanpa bayangan di jakarta tahun 2021 lalu.

TANJUNGPINANG (Kepriraya.com) – Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) mengatakan, fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi pada, Jumat (22/3/2024). pukul 12.00 WIB.

Namun khusus untuk kota Tanjungpinang, fenomena ini, kemungkinan tidak dapat terlihat, akibat cuaca Tanjungpinang, diprediksi besok Jumat (22/3/2024) akan berawan dan dilanda hujan ringan.

Prakirawan BMKG Tanjungpinang Khalid, mengatakan, hari tanpa bayangan merupakan fenomena yang terjadi hampir setiap tahun di seluruh wilayah Indonesia.

Dan dari prediksi BMKG, puncak Fenomena ini (Hari tanpa bayang-red) akan terjadi pada siang hari dengan puncaknya pada pukul 12.00 WIB.

“Pada peristiwa ini, bayangan tidak terlihat atau menyatu ke badan manusia saat disinari matahari dari yang biasanya bayangan kita berada disamping kita. Hal itu karena matahari posisinya di atas ekuator tengah poros bumi,” kata Khalid, Kamis (21/3/2024).

Fenomena hari tanpa bayangan di Tanjungpinang ini lanjutnya, akan berlangsung dengan durasi 10 sampai 25 menit.

Namun demikian, BMKG Tanjungpinang memprediksi, potensi terjadinya hari tanpa bayangan besok di Kota Tanjungpinang sangat kecil kemungkinan bisa disaksikan. Hal itu disebabkan, kondisi cuaca kota Tanjungpinang besok diprediksi akan berawan dan hujan ringan.

“Untuk di Tanjungpinang kecil kemungkinan fenomena hari tanpa bayangan ini akan dapat kita lihat. Karena faktor kondisi cuaca Tanjungpinang yang kemungkinan besok akan berawan dan dilanda hujan,” katanya.

Disinggung mengenai pengaruhnya dan dampaknya manusia, Khalid mengatakan, fenomena tanpa bayangan hampir tidak ada pada manusia. Karena kejadian ini, merupakan fenomena terjadi hampir setiap tahun.

“Fenomena ini hanya berpengaruh pada penglihatan kita, dimana akan terlihatnya bayangan kita yang menyatu dengan tubuh, atau bayangan kita tidak ada yang disebabkan posisi Matahari tepat berada di ekuator atau bagian tengah poros bumi,” pungkasnya.

Dilansir situs BRIN, fenomena hari tanpa bayangan di Indonesia terjadi saat matahari berada pada posisi di atas Indonesia ketika tengah hari.

Fenomena ini terjadi karena nilai deklinasi matahari bervariasi antara -11 hingga +6 derajat sejak pekan keempat bulan Februari hingga pekan pertama bulan April.

Deklinasi diartikan sebagai sudut apit antara lintasan semu harian matahari dengan proyeksi ekuator bumi pada bola langit (ekuator langit).

Karena nilai deklinasi matahari sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia (yaitu 6 derajat LU hingga 11 derajat LS), maka matahari akan berada tepat di atas kepala saat tengah hari.

Saat itulah bayangan tidak terbentuk oleh benda tegak tidak berongga pada tengah hari. Hal inilah yang membuat disebut fenomena hari tanpa bayangan matahari. (*/zuk)

Editor Redaksi

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *