Bappeda Laksanakan Penilaian Kinerja Terhadap 8 Aksi Konvergensi Stunting Tahun 2023

- Asisten 1 Afif Fadillah didampingi Kepala Bappeda Kepri Misni saat melaksanakan kegiatan Penilaian Kinerja Terhadap 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Stunting Tahun 2023 di Hotel Comforta Tanjungpinang. Senin (20/5/2024) foto: istimewa
TANJUNGPINANG (kepriraya.com) – Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Provinsi Kepri melaksanakan kegiatan Penilaian Kinerja Terhadap 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Stunting Tahun 2023, Senin (20/5) di Hotel Comforta Tanjungpinang.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten I Provinsi Kepri Dr. H. T. S. Arif Fadillah S. Sos.,M.Si didampingi oleh Kepala Bappeda Kepri Misni, S. KM., M. Si.
Kepala Bappeda Kepri menyampaikan perkembangan terkait pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Provinsi Kepulauan Riau Saat ini angka Prevelensi Stunting di Kepulauan Riau berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 adalah sebesar 16,8%.
Diketahui, target Presiden Republik Indonesia untuk penurunan angka prevelensi stunting adalah sebesar 14% pada tahun 2024.
Kepala Bappeda Kepr juga menyampaikan Maksud dan Tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu:
- mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan nasional melalui percepatan penurunan Stunting di Provinsi dan Kabupaten/Kota secara berkelanjutan untuk tercapainya Target Nasional.
- Memperbaiki perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi konvergensi penurunan stunting melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif.
- Mendapatkan praktik baik antar Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai referensi dan masukan bagi pemangku kepentingan.
Senada dengan Kepala Bappeda, Asisten I Dr. H. T. S. Arif Fadillah. S. Sos.,M.Si menyampaikan kegiatan Penilaian Kinerja Terhadap 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Stunting merupakan upaya pemerintah untuk melakukan perencanaan yang tepat dalam rangka mengatasi dan menurunkan angka stunting dari 16,8% menjadi 14%.
Arif menambahkan Pemerintah Provinsi Kepri harus mempersiapkan SDM yang sehat, cerdas, berintegritas, produktif, kompetitif, inovatif, memiliki kompetensi dan skill serta kecakapan hidup yang tinggi yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Generasi emas harus dikawal sejak dini mulai dari kelahiran sampai dengan usia dewasa. Persiapan seorang Ibu dan masa 1000 hari Kehidupan Pertama (HPK) untuk bayi sebagai tolok ukur pembangunan SDM (Zuk)
Editor: Asfanel