BISNISTANJUNGPINANG

Dulu Ramai Dikunjungi, Kini Wisata Kuliner Anjung Cahaya Tepi Laut Sepi Pengunjung

  • Wisata kuliner Anjung Cahaya terlihat sepi pengunjung, Selasa (25/06/2024) foto: Lanni

TANJUNGPINANG (kepriraya.com)- Anjung Cahaya merupakan salah satu destinasi wisata kuliner yang dulunya ramai dikunjungi masyarakat Tanjungpinang, bermacam menu makanan bisa ditemukan disana. Namun kini tampak lengang kerena sepi pengunjung.

Dulunya sebelum area ini dibangun menjadi kios-kios permanen, Anjung Cahaya dipenuhi pedagang yang meramaikan setiap sudutnya. Layar untuk nonton bareng (nobar) pertandingan bola juga menjadi daya tarik tersendiri.

Namun, dengan alasan meningkatkan kenyamanan pedagang, kawasan ini diubah menjadi bangunan permanen berbentuk kios. Meskipun demikian, pedagang sebenarnya tidak pernah mempermasalahkan kondisi sebelumnya. Apalagi Anjung Cahaya dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tanjungpinang.

Kenyamanan para pedagang mulai terusik dengan kehadiran dua kafe baru, Red Devil dan RS Cafe, yang menggunakan fasilitas umum (fasum) berupa gazebo dan terletak di belakang kios-kios pedagang. Kehadiran kedua kafe ini sangat mengganggu, terutama dengan volume suara dari sound system yang besar. Para pedagang mengaku sudah mencoba menegur, namun ditolak dengan alasan kafe-kafe tersebut memiliki izin dari BUMD. “Kami sempat mau berkelahi gara-gara itu. Mereka bilang, mereka dapat izin dari BUMD juga,” ujar salah seorang pedagang, Senin (25/06/2024).

Selain itu, munculnya surat dari BUMD terkait sewa kios dengan variasi harga membuat para pedagang semakin resah. Penjual makanan dikenakan tarif Rp 555.000, sedangkan penjual minuman Rp 777.000 per bulan, dengan kewajiban pembayaran setiap tanggal 10. Para pedagang merasa keberatan karena pengunjung yang datang tidak sebanding dengan modal dan barang dagangan yang mudah busuk jika tidak habis terjual.

Para pedagang mengaku sudah melayangkan surat ke BUMD namun tidak ditanggapi hingga memasuki bulan ketiga. Mereka kini menaruh harapan kepada PJ Walikota yang baru, Andri Rizal Siregar, untuk mendengarkan keluhan mereka. “Katanya mau membangkitkan pedagang UMKM, kalau seperti ini namanya mematikan kami perlahan,” ujar Yuni kesal.

Sayangnya, upaya media untuk mengonfirmasi pihak BUMD Kota Tanjungpinang, Selasa (26/6) tidak berhasil. Dirut BUMD, Windrasto Dwi Guntoro, tidak berada di tempat, begitu pula pegawai yang bertanggung jawab. Bahkan, kedua pegawai perempuan di lantai 2 yang ditemui media menjawab bahwa pengawasan pedagang sedang tidak di tempat. Mereka juga mengakui bahwa admin grup WhatsApp pedagang Anjung Cahaya dipegang bergantian oleh pegawai BUMD, namun keluhan pedagang di grup tersebut tidak ditanggapi.

Kini, Anjung Cahaya sepi para pedagang memilih tutup kiosnya dan hampir semua kios dipasang segel. (Leni/Zuki)

Editor : Asfanel


0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *