Paslon Nomor Urut 1 Gelar Diskusi Kelautan dan Perikanan Bersama Nelayan Batu Hitam Natuna

Pasangan Calon Bupati Natuna Nomor Urut 1, Cen Sui Lan – Jarmin menggelar diskusi dengan nelayan Batu Hitam. Jum’at (4/10/2024) f-Rza/ kepriraya.com
NATUNA (kepriraya.com) – Pasangan Calon Bupati Natuna Nomor Urut 1, Cen Sui Lan – Jarmin (Cermin) menggelar diskusi kelautan dan perikanan dengan nelayan Batu Hitam.
Diskusi ini digelar pasar ikan Batu Hitam, Kelurahan Batu Hitam, Ranai, Jumat (4/10/2025).
Diskusi dipimpin langsung oleh Calon Bupati Natuna Nomor Urut 1, Cen Sui Lan dan Jarmin dan diikuti oleh puluhan nelayan Batu Hitam.
“Kami datang ke sini untuk silaturrahim dan berdiskusi dengan bapak-bapak nelayan,” Kata Cen Sui Lan memulai pembicaraan.
Ia mengaku, diskusi itu digelar berdasarkan fakta-fakta dan potensi yang terkandung di wilayah Kabupaten Natuna.
“Kami sadar Natuna ini lautnya luas dan ikannya banyak. Maka kami perlu diskusi dengan nelayan tentang dua hal ini,” kata Cen Sui Lan sembari mempersilahkan nelayan untuk menyampaikan pendapatnya.
Ketua Kelompok Nelayan Batu Hitam, Usman menyampaikan beberapa prosoalan yang dialami sekaligus penyelesaian persoalannya.
Ia menyatakan, persoalan utama nelayan adalah berupa kekurangan kapal. Sehingga banyak orang yang punya skil melaut terpaksa hanya menjadi pekerja nelayan.
“Untuk ini kami berharap ada dana bergulir untuk nelayan dari pemerintah. Supaya nelayan kita lebih banyak lagi yang punya kapal,” kata Usman.
Selanjutnya ia menyampaikan keadaan laut dan pelantar nelayan Batu Hitam. Wilayah tersebut sering sekali diganggu oleh ombak besar sehingga abrasi tetap mengancam dan kerusakan pelantar juga tetap berpotensi akibat hempasan ombak besar.
“Ini pas sekali ibu datang saat ombak sedang besar-besarnya. Ibu bisa saksikan sendiri bagaimana pelantar kami dihempas gelombang dan bagaimana pesisir ini juga terus dihajar ombak. Dengan itu kami berharap ada pemecah ombak di wilayah perairan ini,,” ungkapnya.
Selain itu, Nelayan Batu Hitam juga menyampaikan permohonan kepada Calon Baupati Natuna agar nanti setiap kali hendak membuat program bantuan nelayan, hendaknya melibatkan nelayan sebelum membuat rencana.
Ia mencontohkan, program bantuan kapal untuk nelayan Natuna dianggap tidak tepat. Kapal – kapal tersebut dianggap tidak layak berlayar di Natuna karena berbahan dasar fiber.
Sementara untuk karakter perairan Natuna sendiri yang notabene bergelombang tinggi hendaknya dibantu kapal-kapal yang berbahan dasar besi ataupun kayu.
“Maka hari ini kami senang sekali dikunjungi dan diajak berdiskusi sehingga pemerintah tahu apa yang kami perlukan sebagai nelayan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Usman juga menyampaikan pandangan terkait kelompok nelayan. Ia meminta agar nanti kebijakan terkait kelompok itu dapat ditinjau kembali supaya tidak menyusahkan nelayan
“Kami maunya itu diubah karena itu menyusahkan juga bagi kami. Misal kita mau ambil minyak terkendala dengan persyaratan kelompok itu. Demikian juga dengan pengurusan surat nelayan kami harap bisa dipermudah,” pintanya.
Calon Bupati Natuna Nomor Urut 1, Cen Sui Lan mengapresiasi sikap proaktif yang ditunjukkan nelayan Batu Hitam itu.
“Ini bagus sekali. Dengan ini kita jadi tahu persoalan sehingga kita tahu apa yang mesti kita lakukan ke depan,” kata Cen Sui Lan.
Namun begitu ia menegaskan kepada seluruh nelayan bahwa dirinnya dan Jarmin tidak mau memberikan janji saat ini untuk memenuhi semua aspirasi yang telah disampaikan nelayan.
“Cuma yang pasti kami akan mengajak kita semua bekerja untuk kemajuan Natuna dan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Sen Sui Lan.
Sementara Calon Wakil Bupati Natuna Nomor Urut 1, Jarmin Sidik secara spesifik menanggapi keinginan nelayan terkait adanya program dana bergulir untuk pengadaan kapal nelayan.
Ia mengatakan, saat ini terdapat program Provinsi Keperi untuk memenuhi keinginan nelayan itu. Hanya saja problemnya dana yang disediakan Provinsi Kepri tidak cukup untuk pengadaan kapal yang diperlukan.
Provinsi Kepri melalui Bank Syariah Riau Kepri menyediakan dana sebesar Rp. 40 juta untuk satu nelayan. Sementara dana yang diperlukan untuk membuat satu kapal itu nilainya sebesar Rp. 70 juta sampai Rp. 75 juta
“Oleh karena itu, ini nanti kita coba pertimbangkan untuk sharing dengan provinsi sehingga kekurangannya itu dapat dipenui. Tapi itu tentu akan disesuaikan dengan kapasitas anggaran daerah kita nanti,” ujar Jarmin.
Acara diikuti juga oleh Anggota DPRD Provinsi Kepri, Mustamin Bakri dan Daeng Amhar. Dan diikuti juga oleh sejumlah anggota DPRD Natuna.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan salam-salaman. (fat/Rza)
Editor: Redaksi