POLITIKTANJUNGPINANG

Lis : Setiap Tingkatan RT Kita Akan Bangun Kelompok Pemberdayaan.

Lis Darmansyah yang berpasangan dengan Raja Ariza, pada kampanye di Kijang Kencana yang dihadiri kura lebih 400 orang, pada Senin, 28 Oktober 2024, malam. f- Mr.M.U

TANJUNGPINANG, (kepriraya.com)– Jika Kami Lis- Raja terpilih, satu paket bantuan UMKM harus lengkap, yaitu latih, bantu alat, dan bantu beri modal. Jadi sempurna. Nanti disetiap tingkatan RT kita akan bangun kelompok pemberdayaan.

Demikian diyakinkan salah satu kandidat Pilkada Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah yang berpasangan dengan Raja Ariza, pada kampanye di Kijang Kencana yang dihadiri kura lebih 400 orang, pada Senin, 28 Oktober 2024, malam

Lis Darmansya pada malam itu mengungkapkan kondisi UMKM Kota Tanjungpinang yang masih dianggap kurang berhasil karena beberapa permasalahan.

Salah satu masalahnya diantaranya, pelaku UMKM kita masih belum dikelola secara maksimal yang berjumlah kurang lebih hampir 20 ribu di Kota Tanjungpinang.

“Kalaupun ada yang berhasil paling-paling sedikit. Yang lainnya, hari ini bikin produk, untuk makan besok. Besok bikin produk untuk makan lusa dan hanya seperti itu. Kapan UMKM Tanjungpinang mau bangkit”, kata Lis.

Untuk itu, lanjut Lis Darmansyah, langkah-langkah ekonomi yang akan kami lakukan, pertama akan kami benahi dengan serius persoalan ekonomi dan kemiskinan, salah satu contoh, tidak ada lagi bantuan yang kita berikan kecuali dengan cara memiliki ampak efek ekonomi kepada masyarakat.

“Pertama yang kita lakukan jika ibu-ibu punya usaha kecil, yaitu, dilatih, bantu alatnya, dan bantu uangnya supaya bisa memulai usahanya. Paket harus lengkap”, terangnya.

Untuk percontohan, Lis menceritakan, sambal yang paling laris di Indonesia saat ini adalah sambal asli dari Medan.Sambal teri Medan, Sambal Sotong Medan, dan yang paling mengagetkan yaitu sambal gonggong Medan.

“Saya sudah datang langsung ke tempat pembuatannya, orang Jawa. Tinggalnya di Kampung. Dilatih orang kampungnya untuk membuat sambal sehingga kampung tersebut menjadi kampung mandiri”, kata Lis meyakinkan sebagian ibu-ibu yang paling banyak hadir pada malam itu. .

Padahal, kata Lis, bahan-bahannya dari Kepulauan Riau. Awalnya beli di Batam 2011-2015. Selanjutnya beli di Tanjungpinang. Nah orang Tanjungpinang makan sambal ABC. Inilah persoalannya.

Contoh lain, makanan khas Melayu yaitu Lakse, tapi di Jakarta malah ada juga jual laksa siap di konsumsi, buatan Tanggerang.

Contoh lainnya, ada -+ 109 ribu penduduk Tanjungpinang, sekira 70 ribu pakai jilbab, tapi pakai jilbab buatan luar. Produk jilbab terbesar di Indonesia yang harganya 25 ribu – 80 ribu, rata-ratapertama, buatan Tasikmalaya, kedua Tanggerang, ke-tiga Sukabumi, ke-empat Cianjur,ke- lima Bandung.

Pertanyaannya, ada tak Jilbab buatan Kijang kencana?. Artinya kelompok pemberdayaan Tanjungpinang yang kita kelola hanya lokal saja.

“Bikin keripik untuk dijual di Tanjungpinang.Berapa lah orang Tanjungpiang yangmakan keripik. Makanya yang harus kita lakukan adalah, produk yang dihasilkan di Tanjungpinang berdasarkan potensi lokal, harus dijual di luar Kota Tanjungpinang. Baru UMKM nya bisa maju”, kata Lis memberi semamngat.

Lis mengatakan, APBD tidak akan saya gelontorkan untuk pencitraan, tetapi untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat. “Saya anak yang lahir di Tanjungpinang, ingin mati di Tanjungpinang, tak akan mungkin membuat saya malu untuk Tanjungpinang”, kata Lis dengan semanagat yang disambut tepuk tangan riuh yang hadir.

Wartawan : Mr. M U.

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *