Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Tanjungpinang Sambangi TVRI Kepri

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tanjungpinang, Kiai Prihatmy Eko Diantoro, dan Sekretaris Umum Mochamad Munirul Ikhwan saat menyambangi kantor Penyiaran TVRI Kepulauan Riau pada Selasa (21/1/2025) f- Sarpandi/kepriraya.com
TANJUNGPINANG, (kepriraya.com)- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tanjungpinang, Kiai Prihatmy Eko Diantoro, menyambangi kantor Penyiaran TVRI Kepulauan Riau pada Selasa (21/1/2025). Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Drs. Doni Putra, Kepala Stasiun TVRI Kepri.
Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan koordinasi antara MUI Kota Tanjungpinang dan TVRI Kepulauan Riau terkait dengan kerjasama program dakwah digital.
Kiai Prihatmy menjelaskan pentingnya media digital dalam menyebarkan dan memberikan bimbingan keagamaan kepada umat Islam melalui program-program dakwah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan terkait ajaran agama Islam, sehingga dapat memperbaiki ibadah, akhlak, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Basyariah, ukhuwah Wathaniyah, serta ukhuwah Washatiyah.
“MUI Tanjungpinang memandang perlu untuk bersinergi dengan pihak-pihak yang mempunyai otoritas penyiaran secara luas yang dapat diakses oleh masyarakat, seperti TVRI Kepri ini,” jelas Prihatmy di kantor Stasiun TVRI Kepulauan Riau, Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang.
TVRI Kepulauan Riau memiliki jangkauan siaran yang luas dan dapat diakses oleh semua kalangan.
“TVRI ini semua kalangan bisa mengaksesnya, mulai dari anak-anak, remaja, sampai kepada orang dewasa. Sehingga pesan-pesan dakwah tersampaikan secara luas kepada masyarakat,” tambah Prihatmy.
Mochamad Munirul Ikhwan, Sekretaris Umum MUI Kota Tanjungpinang, menambahkan bahwa MUI Kota Tanjungpinang akan mengirimkan dai-dai untuk mengisi program dakwah selama bulan Ramadhan.
“Nanti, kita dari MUI Tanjungpinang akan menyusun silabus materi dakwahnya,” jelas Munir.
Diluar bulan Ramadhan, program dakwah MUI Tanjungpinang bersama TVRI Kepulauan Riau akan disiarkan setiap hari Kamis dengan mengangkat kearifan lokal.
“Di negeri Melayu ini banyak kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama Melayu jaman dulu, sehingga ini sangat penting nantinya kita kaji,” pungkas Munir.(Pandi)