Bank Indonesia Gelar Sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah di Lingga

Bank Indonesia (BI) menggelar penyuluhan mengenai autentikasi uang kepada masyarakat untuk mengantisipasi peredaran uang palsu di Kabupaten Lingga. berlangsung di Gedung Sanggara Praja, Kecamatan Singkep, Minggu (27/7/2025). F-Juki/kepriraya.com
LINGGA, (kepriraya.com) – Bank Indonesia (BI) menggelar penyuluhan mengenai autentikasi uang kepada masyarakat untuk mengantisipasi peredaran uang palsu di Kabupaten Lingga. Kegiatan ini dikemas dalam program Sosialisasi dan Edukasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, yang merupakan bagian dari agenda BI Provinsi Kepulauan Riau dengan sasaran lima pulau, yakni Pulau Tarempa, Pulau Midai, Pulau Subi Besar, dan Pulau Singkep.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mencintai, memahami, dan bangga terhadap rupiah sebagai mata uang kebanggaan bangsa Indonesia,” ujar Sopian Hadi, perwakilan Tim ERB BI Kepulauan Riau, saat kegiatan yang berlangsung di Gedung Sanggara Praja, Kecamatan Singkep, Minggu (27/7/2025).
Ia menjelaskan, konsep “Cinta Rupiah” merupakan upaya mengenal karakteristik dan desain uang rupiah, memperlakukannya dengan baik, serta menjaga diri dari peredaran uang palsu. “Cinta dimaknai dengan mengenali, merawat, dan menjaga rupiah,” jelasnya.
Sementara itu, “Bangga Rupiah” adalah perwujudan kesadaran masyarakat bahwa rupiah merupakan alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan NKRI, serta alat pemersatu bangsa.
Dalam kegiatan ini, BI bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut melalui armada KRI Hasan Basri 382 untuk menjangkau pulau-pulau terluar dalam pelaksanaan sosialisasi.
Narasumber kegiatan, Panca Gunawan, dalam pemaparannya menyampaikan pentingnya edukasi agar masyarakat lebih mencintai dan menghargai rupiah. Ia mengajak masyarakat menjaga fisik uang rupiah dengan lima cara, yakni: jangan dilipat, jangan diremas, jangan dibasahi, jangan dicoret, dan jangan disteples.
“Kami berharap melalui sosialisasi ini, masyarakat semakin mencintai dan bangga menggunakan rupiah sebagai mata uang kebanggaan bangsa,” ucapnya.
Selain itu, Panca juga menyampaikan materi mengenai tugas-tugas BI, ciri-ciri keaslian uang rupiah, serta pentingnya menjaga dan merawat uang sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
Antusiasme masyarakat terlihat dalam sesi diskusi. Salah satu peserta, Ade Febriansyah, mengungkapkan bahwa sosialisasi ini sangat bermanfaat. “Kami jadi lebih tahu cara membedakan uang asli dan palsu. Ini sangat membantu agar kami tidak mudah tertipu,” ujarnya.
Di akhir kegiatan, Sopian Hadi berharap agar informasi tentang cinta dan paham rupiah ini dapat terus disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Lingga. “Dengan begitu, tujuan dari sosialisasi ini dapat dirasakan oleh semua masyarakat Bunda Tanah Melayu,” pungkasnya. (Juki)