BREAKING NEWSPOLITIKTANJUNGPINANG

Berkunjung ke Penyengat, Wamen Polkam: “Kami Melihat Sinergi Pelestarian Budaya dan Semangat Kebangsaan”

Wamen Polkam Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidric Paulus bersama Gubernur Kepri usai melaksanakan salat di Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, Senin (28/7/2025). (Ogi/Diskominfo Kepri)

DISKOMINFO KEPRI – Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Wamenko Polhukam) RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Lodewick Freidrich, bersama Plt Wakil Jaksa Agung RI, Prof Dr Asep Nana Mulyana mengunjungi Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Senin (28/7/2025).

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya menggali dan menghargai warisan sejarah kebangsaan, khususnya di kawasan Melayu yang kaya akan nilai budaya dan kontribusi terhadap identitas nasional.

Gubernur Kepri bersama Wamen Polkam Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidric Paulus bersama rombongan berziarah ke Makam Raja Hamidah (Engku Putri). (Ogi/Diskominfo Kepri)

Didampingi langsung oleh Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, Wamen Polkam, Plt Wakil Jaksa Agung dan juga rombongan terlihat bersemangat.

Mereka diajak menyusuri sejumlah situs penting di Pulau Penyengat, seperti Masjid Raya Sultan Riau, makam Raja Hamidah (Engku Puteri), serta makam Pahlawan Nasional Raja Ali Haji yang dikenal sebagai penggagas tata bahasa Melayu dan peletak dasar Bahasa Indonesia modern.

Rombongan juga mengunjungi Rumah Perdamaian Adhyaksa di sebelah Balai Adat Melayu dan menyempatkan untuk mencuci muka di Sumur Perigi Tua, sebuah sumur bersejarah yang dipercaya masyarakat memiliki nilai simbolik penyucian diri.

Foto bersama di depan Balai Adat Pulau Penyengat. (Ogi/Diskominfo Kepri)

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menyampaikan rasa bangganya atas kunjungan ini, yang menurutnya menjadi bentuk pengakuan nasional terhadap peran besar Pulau Penyengat dalam sejarah bangsa.

“Pulau Penyengat adalah pusaka bangsa, bukan hanya milik Kepri. Di sini lahir pemikir besar seperti Raja Ali Haji yang kontribusinya begitu nyata dalam sejarah bahasa dan kebangsaan kita,” kata Gubernur Ansar.

Gubernur Ansar juga berharap kunjungan pejabat tinggi negara ini dapat memperkuat posisi Penyengat sebagai situs sejarah unggulan di Indonesia.

“Kami berkomitmen menjaga dan terus mendorong revitalisasi Pulau Penyengat agar nilai-nilai sejarah, budaya dan pendidikan yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan dikenal generasi muda,” tegasnya.

Wamenko Polhukam RI Letjen TNI (Purn) Lodewick Freidrich menyampaikan apresiasinya atas pelestarian nilai sejarah dan budaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

“Penyengat bukan hanya saksi sejarah, tapi juga simbol penting dari keberagaman dan persatuan bangsa kita,” ungkap Lodewick.

Lodewick pun menegaskan bahwa kunjungan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk nyata penghormatan terhadap jejak peradaban Melayu yang berkontribusi pada pembangunan jati diri bangsa Indonesia.

“Kami melihat bagaimana sinergi antara pelestarian budaya dan semangat kebangsaan di sini menjadi contoh positif untuk daerah lain,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Wakil Jaksa Agung RI Prof Dr Asep Nana Mulyana menyebut Pulau Penyengat sebagai ruang pembelajaran penting tentang kearifan lokal, hukum adat dan nilai-nilai keadilan yang berkembang sejak zaman kesultanan.

“Sebagai penegak hukum, kami percaya bahwa nilai-nilai budaya adalah fondasi dari hukum yang berkeadilan,” jelas Asep.

Asep juga menilai situs-situs sejarah di Penyengat mengajarkan bahwa hukum dan budaya berjalan seiring dalam membentuk tatanan masyarakat yang beradab.

“Kami sangat mengapresiasi keberadaan Rumah Perdamaian Adhyaksa di Pulau Penyengat. Ini bentuk nyata pendekatan hukum restoratif yang berpijak pada kearifan lokal,” tutupnya.

Turut mendampingi, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau Jehezkiel Devy Sudarso beserta jajaran Kejati dan Kejari yang mengikuti. (Ky)

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *