UGM dan Pemko Tanjungpinang Kolaborasi Promosikan Budaya Melayu Lewat “Gemerlap Pinang 2025”

Gemerlap Pinang 2025 yang digelar oleh Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (2/8/2025), di Taman Gurindam 12.
TANJUNGPINANG, (kepriraya.com)— Pelestarian dan promosi budaya Melayu di Kota Tanjungpinang terus mendapat perhatian, salah satunya melalui kegiatan bertajuk Gemerlap Pinang 2025 yang digelar oleh Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (2/8/2025), di Taman Gurindam 12.
Kegiatan diawali dengan jalan sehat bersama warga, lalu dilanjutkan dengan pagelaran busana Melayu yang diikuti oleh 18 perwakilan TP PKK dari seluruh kelurahan di Kota Tanjungpinang.
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini. Ia menilai kegiatan tersebut sangat sejalan dengan visi Pemerintah Kota Tanjungpinang yang menjadikan budaya sebagai salah satu lokomotif ekonomi daerah.
“Tanjungpinang memiliki kekuatan besar dalam budayanya. Kita berada di Taman Gurindam 12, siapa di Indonesia yang tidak kenal karya Raja Ali Haji, Gurindam Dua Belas. Masjid Penyengat yang berdiri di depan kita pun dikenal secara luas,” kata Zulhidayat dalam sambutannya.
Menurutnya, kekuatan budaya harus dimaksimalkan sebagai sumber ekonomi nyata, termasuk melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi.
“Promosi adalah kata kunci yang harus kita jalankan bersama, secara efektif dan efisien,” ujarnya lagi.
Zulhidayat juga mengajak UGM untuk terus berkolaborasi dalam mempromosikan budaya Tanjungpinang, termasuk melalui pendekatan digital. Ia menyoroti bahwa busana Melayu adalah bentuk komunikasi tanpa kata yang sarat makna budaya.
“Warna pakaian, cara memakai kain samping, bentuk tanjak — semua itu punya makna. Dari situ kita bisa mengenali peran atau kedudukan orang yang mengenakannya,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat memperluas perhatian terhadap budaya Tanjungpinang, hingga ke tingkat nasional dan internasional.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan KKN PPM UGM, Ashar Saputra, menyampaikan terima kasih kepada Pemko Tanjungpinang, keluarga besar alumni UGM di Kepri, dan seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan ini.
Ashar menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari misi KKN UGM untuk menggali kekayaan budaya lokal, khususnya budaya Melayu yang memiliki peran besar dalam sejarah Nusantara.
“Sebelum Indonesia memiliki bahasa nasional, masyarakat sudah menggunakan bahasa Melayu. Ini menunjukkan bahwa budaya Melayu sudah mengakar dan menyebar luas sejak lama,” katanya.
Ashar juga menekankan pentingnya dunia fesyen sebagai sarana promosi budaya, terutama di kalangan generasi muda.
“Kami ingin agar busana Melayu tetap hidup. Tidak hanya dalam bentuk tradisional, tetapi juga melalui desain kekinian yang tetap menjaga pakem budaya. Jangan sampai kita kalah oleh budaya luar,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat menginspirasi pemuda lokal untuk mengembangkan fesyen Melayu yang berbasis nilai budaya, namun tetap relevan dan menarik bagi generasi masa kini.
Acara ini turut dihadiri oleh para kepala OPD, unsur Forkopimda, serta lurah se-Kota Tanjungpinang. (*/Zuk)