Situs Bukit Kerang & Rumah Melayu: Warisan Sejarah Bintan yang Jadi Cagar Budaya

Situs Bukit Karang Bintan.
BINTAN, (kepriraya.com)– Kabupaten Bintan kini memiliki dua ikon baru warisan budaya yang resmi ditetapkan sebagai cagar budaya, yaitu Situs Bukit Kerang di Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, serta Rumah Melayu di Desa Berakit, Kecamatan Teluk Sebong.
Penetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Kepri pada 2 September 2022, yang menindaklanjuti keputusan Bupati Bintan tahun 2017. Langkah tersebut disambut hangat oleh Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Hasan mengatakan, yang menilai keberadaan dua cagar budaya ini akan menambah daya tarik wisata sejarah di Bintan.
“Situs Bukit Kerang memiliki jejak sejarah panjang, begitu pula Rumah Melayu yang sudah berusia lebih dari seabad. Keduanya tentu akan menarik minat wisatawan domestik maupun internasional,” kata Hasan, Minggu (21/9/2025).
Situs Bukit Kerang sendiri merupakan bukit yang terbentuk dari tumpukan kulit kerang atau kjokkenmoddinger, jejak konsumsi masyarakat pesisir sejak ribuan tahun lalu. Berada di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Tirta Madu, situs ini juga menyimpan berbagai artefak penting, mulai dari alat tulang, kapak genggam, hingga serpihan tulang tengkorak.
Sementara itu, Rumah Melayu atau biasa disebut Rumah Tua di Desa Berakit, berdiri kokoh sejak 1908 dan mulai dihuni pada 1911. Rumah berbentuk limas panggung ini dibangun oleh Haji Jalil bersama putranya, Haji Akob. Kini, rumah tersebut masih ditempati oleh keturunannya, Ali Wardana (40), seorang nelayan tradisional.
Meski telah melewati lebih dari satu abad, bangunan rumah yang berdiri di atas kayu kapur dan merbau ini tidak pernah diubah bentuk maupun pondasinya. Keaslian arsitektur tradisional inilah yang menjadikannya semakin berharga.
Kepala Dinas Pariwisata Bintan, Arif Sumarsono, menegaskan pihaknya akan lebih gencar mempromosikan kedua cagar budaya ini agar dikenal luas.
“Belum banyak yang tahu tentang Bukit Kerang dan Rumah Melayu. Karena itu, kami ingin menjadikannya destinasi sejarah unggulan di Bintan,” ujarnya.
Dua peninggalan ini bukan sekadar bangunan dan situs arkeologi, melainkan bukti perjalanan sejarah masyarakat pesisir Bintan yang layak dijaga dan diwariskan untuk generasi mendatang. (Dir/Zuk)