BREAKING NEWSNASIONALTANJUNGPINANG

Sunyi dari Jihad, Gaza Kian Membara

Melia Senita

Tidak ada puasnya zionis Israel melakukan pembantaian secara brutal dengan menggunakan kekuatan militer di wilayah Gaza, semakin tak terkendali, dukungan Trump agar zionis mengambil alih kembali Gaza makin kuat. Alhasil memicu kaum muslimin dunia untuk menindak Zionis, mengupayakan agar bisa mengakses bantuan ke Gaza, mereka mengumpulkan uang dan bantuan untuk misi Gaza Sumud Flotilla.

Berbagai upaya dan solusi kemanusiaan untuk Gaza belum cukup untuk menghentikan kejahatan Zionis dan membebaskan Gaza. Mulai mengirimkan bantuan makanan, obat-obatan dan lain-lain. Saat ini yang dibutuhkan Gaza adalah pasukan yang mampu melumpuhkan lawan, serta pasukan dengan mengusir para penjajahan yang selama ini menguasai Palestina.

Rezim Mesir dalam hal ini juga terlibat menciptakan bencana di Gaza, pasalnya presiden As-Sisi sampai hari ini enggan membuka gerbang perbatasan Rafah. wilayah ini menutup rapat perbatasan dengan alasan akan berakibatkan perluasan konflik dan Mesir enggan menampung pengungsi asal Gaza.
Dengan kata lain, ini membuktikan keegoannya untuk tidak memedulikan sesama muslim  yang ada diperbatasan untuk masuk melalui wilayah Rafah dalam bentuk perlindungan. Kini, Mesir  menunjukkan sikap pengecut terhadap Israel dan sekutunya, dengan menutup total pintu perbatasan. Bantuan kemanusiaan hanya boleh diizinkan dengan jumlah sekitar 5% dari total kebutuhan harian. Sehingga banyak menghasilkan orang malnutrisi.

Seruan Para Ulama dalam persatuan  Umat.
Apa yang menimpa kaum muslimin di Gaza tidak lepas dari keberhasilan propaganda Barat yang membentuk opini Internasional. Pembentukan opini ini merupakan bagian dari kebijakan luar negeri suatu negara yang sangat penting, kemampuan sebuah negara membentuk opini umum Internasional bisa dijadikan alat penekan negara lawan, kondisi ini diperparah dengan anggapan Gaza dianggap konflik yang sudah biasa terjadi sehingga dunia Arab tutup mata dengan kondisi yang ada.

Ulama wajib menyerukan jihad fisabilillah hal ini sangat urgen untuk dibicarakan, persoalan politik internasional, sikap tegas ulama mestinya menyikapi persoalan ini menunjukkan mental pejuang sebagaimana Rasulullah SAW contohkan karena persoalan umat di Gaza bukan hanya persoalan sekedar kemanusian belaka, lebih dari itu siapapun mengaku muslim wajib membela Palestina, kaum Muslimin yang ada di Gaza sedang digenosida oleh zionis Israel dan Amerika sebagai pendukungnya serangan itu.

Bahkan negeri-negeri Arab diam akan hal ini. Akhirnya, membuka jalan keluarnya dalam persoalan Gaza adalah mempersatukan umat dengan para ulama guna mengambil sikap tegas dalam mengatasi persoalan Gaza hari ini.

Menyerukan jihad merupakan langkah yang semestinya diambil oleh para ulama dalam menyikapi kondisi ini, sebagai bagian dari penerapan hukum syara’. Kita memahami bahwa Allah telah meninggikan derajat para ulama, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya.


قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS Az-Zumar: 9).

Dengan ini untuk kita fahami bahawa ulama adalah penerus nabi dalam menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar kebathilan yang terjadi adalah sikap diam para ulama hari ini, menunjukkan sikap pejuang telah hilang dalam tubuh ulama. Sedangkan Allah telah berfirman
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mujadalah: 11).

Langkah selanjutnya mempersiapkan kaum muslim menunju jihad fi sabilillah dengan kekuatan maksimal, Allah memerintah kita sebagaimana firmannya
وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ ٱلْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Anfal: 60).

Solusi dalam menuntaskan perang adalah keterlibatan Negara yang sama powernya. Islam telah mempresentasikan negara besar itu dalam bingkai mahkota kewajiban. Ulama juga sepakat berdirinya institusi yang dibangun bernama Khilafah.

Sesungguhnya tegaknya Daulah Khilafah Islam merupakan kewajiban syariah atas kaum Muslimin, sikap lalai terhadap kewajiban ini merupakan kemaksiatan yang akan mendapatkan azab yang pedih dari Allah SWT.
مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ ميتَةً جاهِليَّةً
Siapa saja yang mati, sedangkan di pundaknya tidak ada baiat (kepada Imam/Khilafa), ia mati seperti kematian Jahiliyah (HR Muslim).

Desakan dalam mendirikan Khilafah merupakan tindakan yang urgensi, sebab keberadaan komando militer seorang imam atau khalifah yang telah disebutkan dalam sabda Rasulullah ﷺ,
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Sungguh, imam (khalifah) adalah perisai. Orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengan dirinya.” (HR Muslim).

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *