Sekolah Rakyat Pertama di Tanjungpinang Hampir Rampung, 100 Anak Siap Masuk Asrama

Wali Kota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah, S.H. bersama Kapolresta Tanjungpinang Kombes Pol. Hamam Wahyudi, S.H., S.I.K., M.H.Kamis (18/9)
Tanjungpinang – Pembangunan Sekolah Rakyat (SR) di Jalan Borobudur, Kota Tanjungpinang, kini hampir rampung. Persiapan sekolah berasrama penuh pertama di ibu kota Provinsi Kepulauan Riau tersebut sudah mencapai 91 persen dan dijadwalkan mulai menerima siswa pada akhir September 2025.
Pada Kamis (18/9), Wali Kota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah, S.H. bersama Kapolresta Tanjungpinang Kombes Pol. Hamam Wahyudi, S.H., S.I.K., M.H. serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) meninjau langsung lokasi pembangunan sekolah itu.
“Insya Allah tanggal 30 September nanti, 100 anak dari keluarga kurang mampu maupun putus sekolah akan memulai masa pengenalan lingkungan di Sekolah Rakyat ini,” ungkap Lis.
Ia menambahkan, keberadaan SR diharapkan menjadi solusi dari persoalan pendidikan, mengingat di Tanjungpinang masih ada lebih dari 900 anak yang tidak bersekolah. Meski begitu, tantangan tetap ada, terutama menyangkut adaptasi sistem berasrama dan penerimaan orang tua.
Lis juga menyampaikan, kurikulum SR akan menggabungkan pendidikan umum, agama, dan kejuruan. “Dengan pola ini, anak-anak tidak hanya mendapat ilmu formal, tetapi juga terbentuk akhlak, wawasan kebangsaan, dan keterampilan hidup,” jelasnya.
Pemerintah Kota Tanjungpinang bahkan sudah menyiapkan lahan enam hektare di kawasan Madong untuk pembangunan kompleks permanen Sekolah Rakyat, yang ditargetkan mulai dibangun pada Desember 2025.
Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol. Hamam Wahyudi menegaskan dukungan penuh kepolisian terhadap program nasional ini. “Sekolah Rakyat adalah langkah nyata untuk mengentaskan masalah pendidikan sekaligus kemiskinan. Kami bersama forkopimda siap mengawal,” ujarnya.
Kepala SR Tanjungpinang, Reni Putri Rahmadani, menuturkan sebanyak 19 guru sudah ditugaskan oleh Kementerian Sosial, dengan empat di antaranya berasal dari Tanjungpinang. Para tenaga pendidik tambahan, khususnya untuk bidang bahasa Inggris dan seni budaya, masih menunggu penempatan.
Adapun fasilitas yang tersedia meliputi 9 asrama (4 untuk putri dan 5 untuk putra), ruang belajar, mushola, UKS, dapur, serta ruang makan. Setiap kamar berkapasitas 14 siswa, dengan pola pengasuhan satu wali asuh untuk 10 anak.
“Alhamdulillah, secara umum persiapan sekolah sudah matang. Kami berharap semua berjalan lancar saat anak-anak mulai masuk nanti,” kata Reni. (Asf)