BREAKING NEWSPOLITIKTANJUNGPINANG

​Rapat Kerja Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau: Tantangan LAM Kepri di Era Society 5.0

Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau

​TANJUNGPINANG, (kepriraya.com)– Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau sukses menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) selama dua hari, Jumat dan Sabtu (19-20 Desember 2025). Bertempat di Balai Adat Seri Indera Sakti, Kota Tanjungpinang.

Ketua Panitia Raker LAM Kepri, Datok Wira Setia Utama H. Endi Maulidi menyampaikan, “Perhelatan ini menjadi momentum penting bagi LAM Kepri untuk merumuskan strategi organisasi di tengah arus modernisasi.” ujarnya ditengah kesibukan mempersiapkan acara.

​Sinergi Pemerintah dan Penegakan Hukum Adat
​Acara dibuka secara resmi oleh Gubernur Kepulauan Riau yang diwakili oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra, Datok Wira Setia Perdana Tengku Said Arif Fadillah. Dalam sambutannya, beliau menegaskan posisi strategis LAM sebagai mitra utama pemerintah.
​”LAM Kepri adalah mitra pemerintah dalam mengangkat nilai-nilai budaya. Hubungan harmonis ini dibuktikan dengan dukungan penuh Pemerintah Provinsi terhadap eksistensi dan program-program LAM Kepri,” ujar Tengku Said Arif Fadillah.

​Pembukaan Raker turut dihadiri oleh jajaran Dewan Kehormatan, di antaranya Datok Seri Lela Budaya H. Rida K. Liamsi, Datok H. Nur Syafriadi, dan Datok Ali Ahmad, serta pimpinan FKPD dan perwakilan ormas budaya. Sebagai pembuka substansi, Bobby Briando dari Kemenkumham Kepri memaparkan aspek hukum terkait Kekayaan Intelektual yang harus menjadi perhatian LAM dalam memproteksi aset budaya Melayu.
​Mengukuhkan Organisasi dari Pucuk Hingga ke Akar.

​Memasuki hari kedua, Sabtu (20/12), rapat berfokus pada agenda internal yang diikuti oleh seluruh pengurus provinsi serta Ketua dan Sekretaris LAM dari Kabupaten/Kota se-Kepri. Sesuai dengan tema “Mengukuhkan Organisasi dari Pucuk Hingga ke Akar”, peserta dibagi ke dalam dua komisi utama:
​Komisi Program Kerja: Menyusun agenda tahunan yang terukur dan tertakar.
​Komisi Rekomendasi: Merumuskan peran strategis LAM sebagai pancang adat istiadat.

Datok Rida K. Liamsi berapi-api memaparkan hal apa saja yang harus dilakukan LAM Kepri. “LAM Kepri jangan malu mengangkat nilai Kemelayuan, jangan hanya jadi payung tapi jadilah pancang tempat berpaut. LAM Kepri harus siap menghadapi tantangan zaman.” ujarnya.

Sementara itu, ​Ketua LAM Kepri Kota Batam, YM Datok Wira Setia Utama Raja Muhammad Amin, berbagi pengalaman keberhasilan pengelolaan isu kemelayuan di Kota Batam. Beliau menyoroti pentingnya perjuangan hak atas lahan Kampung Tua dan urgensi pembentukan Perda LAM sebagai payung hukum di tingkat daerah.

​Menjaga Marwah dan Solidaritas
​Rapat Kerja ini ditutup dengan pesan mendalam dari Yang Mulia Dato Seri Setia Utama H. Raja Alhafiz Raja Ismail. Beliau menekankan bahwa amanah yang diemban pengurus bukan sekadar jabatan, melainkan tanggung jawab besar terhadap masyarakat.
​”Pengurus LAM Kepri harus solid dalam menjalankan kerja besar ini. Kita punya kewajiban menjaga marwah lembaga sekaligus menjaga marwah masyarakat Melayu di mata dunia,” tegasnya saat menutup rangkaian acara.

​Dengan berakhirnya Raker ini, LAM Kepri diharapkan mampu menjawab tantangan Society 5.0 dengan tetap menjadikan adat istiadat sebagai kompas dalam pembangunan manusia di Kepulauan Riau. (Spd)

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *