BATAMBREAKING NEWSDAERAH

Mahasiswa Batam: Usutan Tuntas Kasus Kekerasan di Rempang

Aliansi Mahasiswa Kota Batam menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam. Foto: Gokepri.com/Engesti Fedro

BATAM, (kepriraya.com)- Aliansi Mahasiswa Kota Batam menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin 23 Desember 2024. Mereka meminta kasus kekerasan yang terjadi di Rempang, Batam belum lama ini diusut hingga tuntas.

“Kami meminta pelaku diamankan. Sudah masuk lima hari belum ketemu siapa pelaku,” kata Kordinator Umum Aksi Muryadi Aguspriawan, Senin 23 Desember 2024.

Agus menilai, jajaran aparat penegak hukum, Gubernur Kepri, Wali Kota Batam dan stakeholder lainya harus bertanggungjawab dengan atas kekerasan yang dialami oleh masyarakat Rempang.

“Semua stakeholder jangan cuci tangan. Jangan kerja sendiri-sendiri. Jangan diam ini kejahatan yang sudah disiapkan,” kata dia.

Senada itu, Koordinator Wilayah Sumbagut BEM SI Kerakyatan, Respati Hadinata, menyampaikan aksi yang akan dilakukan sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan yang terus dibiarkan terjadi di Pulau Rempang.

“Konflik ini tidak hanya sekadar soal pembangunan fisik atau investasi asing, tetapi soal bagaimana negara mengabaikan hak-hak rakyat demi kepentingan modal,” tutur Respati.

Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Batam ini menilai apa yang terjadi di Rempang dan Galang menjadi simbol kapitalisme yang mengakar dalam kebijakan pemerintah, dengan menjadikan rakyat sebagai korban utama.

“Di balik dalih PSN, pemerintah dan BP Batam secara terang-terangan meminggirkan masyarakat adat yang telah tinggal di wilayah tersebut selama ratusan tahun. Mereka dianggap sebagai hambatan pembangunan, sementara suara mereka terus diabaikan, bahkan dibungkam dengan tindakan represif,” tambahnya.

Lebih lanjut, Respati menyeru pada seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat bahwa kasus Rempang bukan kasus biasa.

“Apa yang terjadi di Rempang adalah ancaman bagi semua rakyat Indonesia yang percaya pada keadilan sosial. Jika kita membiarkan ini terjadi, maka kita memberi ruang bagi praktik serupa untuk terus terjadi di wilayah lain,” kata Respati.

Sumber: Gokepri.com

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *