Mulai Senin 23 Mei, Disdik Kota Tanjungpinang Laksanakan PTM 100 Persen
TANJUNGPINANG (Kepriraya.com) – Mulai Senin 23 Mei 2022, Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) telah memperbolehkan seluruh sekolah tingkat SD dan SMP untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen.
“Surat Edaran (SE) terbaru terkait PTM 100 persen di sekolah sudah kami siapkan dan sebarkan pada hari ini kemasing-masing sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang Dra Hj Endang Susilawati, Jumat (20/5/2022)
Kebijakan ini jelas Endang, menyesuaikan dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri terbaru terkait panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 yang turut mengatur PTM 100 persen.
“Alhamdulillah, Tanjungpinang termasuk salah satu daerah di tanah air yang boleh melaksanakan PTM 100 persen mulai Senin depan,. Untuk teknisnya, kami serahkan kemasing-masing sekolah, “ucap Endang.
Kadisdik Kota Tanjungpinang ini juga menuturkan, bahwa PTM 100 persen tersebut juga disebabkan setelah pelajar kelas 6 SD dan kelas 9 SMP selesai melaksanakan ujian akhir sekolah, sehingga kondisi ruangan sekolah juga sudah longgar.
“Yang terpenting, protokol kesehatan harus tetap dijalankan dimasing-masing sekolah,’ujar Endang
Dengan penerapan PTM 100 persen ini, lanjutnya, maka satuan pendidikan bisa mengejar ketertinggalan dan memanfaatkan waktu dengan maksimal sebelum ujian sekolah untuk siswa SD kelas 1-5 dan siswa SMP kelas 7-8, sehingga pada tahun ajaran baru pembelajaran benar-benar 100 persen dan kembali pulih seperti biasanya.
“Doakan, kondisi kesehatan kita semua semakin terus membaik,” harap Endang.
Ia menilai pembelajaran tatap muka 100 persen ini memang sudah ditunggu sejak lama oleh para siswa, pendidik, tenaga pendidikan, dan orangtua.
Selain itu, jika sudah PTM 100 persen para guru juga senang mengajar, sebab tidak perlu dua kali masuk kelas dalam satu hari akibat adanya pembatasan belajar tatap muka selama pandemi.
Tahun ajaran baru mendatang, lanjut Endang, pembelajaran sudah harus berubah, termasuk pola pikir dari para siswa yang selama ini menjalani pembelajaran secara daring.
Menurutnya proses belajar tidak harus mutlak di dalam kelas, tapi ekstrakurikuler sudah harus aktif kembali, seperti juga halnya digitalisasi harus mulai berjalan.
“Karena pemulihan itu harus semua aspek. Jadi, harus berubah, termasuk pola pikir para peserta didik kita,” tutup Endang (asf)