Kedatangan Delegasi YSKI Bukti Keseriusan Pemprov Kepri Wujudkan Konsep Ekonomi Biru

- Pertemuan (YSKI) Kolaborasi Pengembangan Rencana Induk dan Peta Jalan Ekonomi Biru Provinsi Kepulauan Riau, pada Senin (22/7/2024), di Ruang Rapat Lt. 2, Bappeda Provinsi Kepri, Dompak-Tanjungpinang.
TANJUNGPINANG (kepriraya.com) – Sebagai bukti keseriusan Pemprov Kepri untuk mengimplentasikan dan mewujudkan konsep Blue Economy atau Ekonomi Biru yang merupakan konsep ekonomi yang sangat cocok bagi negara atau daerah yang berbasis kelautan, terlihat saat Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan ((Bapelitbang) Provinsi Kepulauan Riau menerima Kunjungan Kerja Delegasi Yayasan Strategi Konservasi Indonesia (YSKI).
Pertemuan dengan Yayasan Strategi Konservasi Indonesia (YSKI) tersebut dilanjutkan dengan diskusi Inisiasi Kolaborasi Pengembangan Rencana Induk dan Peta Jalan Ekonomi Biru Provinsi Kepulauan Riau, pada Senin (22/7/2024), di Ruang Rapat Lt. 2, Bappeda Provinsi Kepri, Dompak-Tanjungpinang.
Diketahui, Yayasan Strategi Konservasi Indonesia (YSKI) terdaftar secara legal di Indonesia sejak Maret 2016. YSKI bergerak dalam bidang penguatan kebijakan dan perencanaan pembangunan berkelanjutan yang mencakup sumber daya terestrial dan kelautan dari aspek ilmu ekonomi, tata kelola dan system thinking.
YSKI memiliki MoU dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendukung persiapan implementasi ekonomi biru yang digagas sebagai kekuatan transformative dalam RPJPN 2025-2045.
Dalam menjalankan misinya, YSKI membangun konsorsium dengan IPB University untuk memadukan kekuatan inisiatif penguatan perencanaan dan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan.
Saat ini, Konsorsium YSKI-IPB University sedang menjalankan program dukungan bagi provinsi-provinsi yang sedang/tertarik untuk mengembangkan perencanaan implementasi ekonomi biru.
Delegasi YSKI menyampaikan tawaran dukungan pengembangan ingin menginisiasi proses dialog untuk mengkonkritkan ide/inisiatif dukungan dalam pengembangan rencana implementasi ekonomi biru di Provinsi Kepuluan Riau.
Tentunya bersama instansi terkait dan lembaga pendidikan yaitu Bappeda Provinsi Riau, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau serta Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) selaku universitas pendamping dan penyedia tenaga ahli.
Kepala Bapelitbang Kepri Misni, menyampaikan bahwa tawaran ide dan dukungan YSKI sejalan dengan Visi dan Misi Provinsi Kepri 2025-2045.
” Yaitu Kepri Permata Biru 2045. Provinsi Kepulauan Berbasis Maritim, Berbudaya Melayu, Maju Dan Berkelanjutan”, ujarnya.
Ia menjelaskan, Basline 2025, Indeks Ekonomi Biru Indonesia (IBEI) berada pada angka 45.49. Peningkatan Indeks Ekonomi Biru menjadi 107.21 pada tahun 2045 perlu diperkuat dengan pengarusutamaan giat pengembangan sektor ekonomi dan industri berbasis maritim yang dilakukan berbasis inovasi, inklusif dan berkelanjutan.
Menurut Misni, langkah strategis yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Kepri dalam mengupayakan Peningkatan Blue Economy yaitu:
- Pengelolaan Perikanan Tangkap Dan Budidaya Laut, 2. Pariwisata Berbasis Pesisir,3.Manufaktur / Industri Pengolahan Berbasis Kelautan, 4. Jasa Maritim, 5. Bioteknologi Dan Bioekonomi, 6. Sektor Penelitian Dan Pengembangan.
Sedangkan Kerangka Upaya Quick Wins RPJPD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2025-2045 Terkait Blue Economy yaitu, 1. Kepri Tourism Belt dengan tema pengembangan badik tumbuk lado, 2. Pengembangan kampung nelayan, 3. ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual., 4. Ekosistem industri halal dan pengarusutamaan pariwisata ramah
muslim, 5. Penyelesaian status sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT)
Natuna,.
Selanjutnya yang ke- 6. Penyusunan pedoman dan regulasi pariwisata ramah muslim, 7. Penerapan blue green and circular ekonomi (BGCE) di sektor pariwisata, 8. Ketersediaan ekosistem dan infrastrktur mutu bertarap internasional, 9. Penetapan Geopark Natuna menjadi UNESCO Global geoprak, 10. Pengembangan destinasi wisata dan promosi wisata budaya melayu di
Pulau Penyengat,.
“Terakhir yang ke-11. Peningkatan produktivitas nelayan perikanan tangkap dan budidaya secara berkelanjutan di Kepulauan Riau,”tutupnya.
Hadir dalam rapat tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri Said Sudrajat, Mubariq Ahmad, Direktur Eksekutif dari Conservation Strategy Fund Indonesia (CFS/YSKI Indonesia), Prof Luky Adrianto (IPB) , Dinda Ratnasari (NRE), Wahyudin, Kepala LPPM, dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Maritim, Kabid Perencanaan by Perekonomian dan SDA, Zulkarnaen Adi Jaya, ST. MM, Pejabat Fungsional dan Staf Bappeda Kepri. (Zuki)
Editor: Redaksi