BINTANBREAKING NEWS

Pulau Selentang, Surga Tersembunyi di Gugusan Tambelan yang Mulai Mendunia

TAMBELAN,(kepriraya.com) — Kunjungan kerja Bupati Bintan ke Kecamatan Tambelan baru-baru ini turut menyingkap pesona alam luar biasa yang tersimpan di Pulau Selentang — sebuah pulau eksotis yang menjadi bagian dari gugusan Pulau Tambelan, yang dahulu dikenal dengan sebutan Pulau Timbulan.

Dikenal dengan hamparan pasir putih dan alur laut tenang yang diapit dua pulau lain, Selentang tak hanya menawarkan panorama daratan, namun juga keindahan bawah laut yang masih sangat alami. Pulau ini bahkan memiliki gunung tertinggi di kawasan Tambelan, melebihi Gunung Kuta yang berada di pulau utama, sehingga warga menyebutnya “King Island”.

Lebih dari sekadar destinasi, Pulau Selentang menyimpan nilai sejarah dan budaya yang kuat. Usman Bakar (70), warga Desa Kampung Hilir, bersama putranya Alem (44), terus merawat dan menjaga kelestarian pulau ini secara turun-temurun sejak masa penjajahan. Mereka adalah generasi kelima dari keluarga yang pertama kali menjejakkan kaki di pulau tersebut.

“Banyak yang datang dari Tambelan, Kalimantan, sampai luar negeri. Wisatawan Australia sering singgah di sini. Ada yang hanya mampir, ada juga yang menginap,” tutur Usman yang akrab disapa Ode Man, Rabu (18/6).

Nama “Selentang” sendiri dipercaya berasal dari para penjajah Belanda yang sempat singgah di sana dengan armada kapalnya. Kini, pulau tersebut menjadi primadona wisata bahari bagi masyarakat lokal dan mancanegara.

Saat musim libur, terutama Lebaran, ratusan warga memadati seluruh bibir pantai untuk bersantai dan berenang. Tiket masuknya pun sangat terjangkau, hanya Rp20 ribu per orang. Dengan harga tersebut, pengunjung bisa menikmati air laut sebening kristal, gugusan karang asli, serta biota laut yang memesona.

Dengan segala potensi alam dan warisan budaya yang dimilikinya, Pulau Selentang berpeluang besar menjadi ikon wisata bahari andalan Kabupaten Bintan, sekaligus bukti bahwa keindahan Indonesia Timur belum habis untuk terus dijelajahi.(*)

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *