Catatan Setahun Kepemimpinan Ansar-Marlin
Bekerja Amanah, Serius, Fokus & Tuntas
Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 40/P tahun 2021 yang ditandatangani pada tanggal 24 Februari 2021 tentang pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau untuk masa jabatan 2021-2024, maka genap satu tahun kepemimpinan H. Ansar Ahmad, S.E,.M.M dan Hj. Marlin Agustina menakhodai Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Ketika itu pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri disejalankan dengan pelantikan Gubernur Sumatera Barat dan Gubernur Bengkulu.
Sejak awal memimpin Kepri, Ansar dan Marlin langsung dihadapkan dengan berbagai ujian yang berat. Dunia bahkan Indonesia, termasuk Kepulauan Riau sedang porak-poranda dihantam badai pandemic covid-19. Kehidupan sosial tidak tertata dengan baik, dunia wisata hancur dan perekonomian masyarakat terjun bebas hingga titik terendah.
Melihat kondisi Kepri yang sedemikian menyedihkan, Gubernur Ansar bersama wakilnya, Hj. Marlin, kompak untuk tidak berlama-lama larut dalam uporia pelantikan. Bahkan keduanya bagai lupa atas semua lelah yang habis terkuras paska menjalani beratnya proses Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada).
Keduanya langsung mengumpulkan para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), guna menggali data untuk menyesuaikan fakta. Apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan Provinsi Kepri ketika itu. Komunikasi dan koordinasi dilakukan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat local, hingga ke kabupaten/kota.
Hanya melalui beberapa kali pertemuan rapat, Gubernur Ansar sudah dapat mendeteksi bahwa Kepri sedang ‘sakit’, semua indikator data telah mendiagnosa dan membuktikan jika Kepri memang sedang ‘sakit’. Pertumbuhan ekonomi Kepri terjun bebas hingga minus 3,8 persen di tahun 2020. Penyebabnya jelas, yakni akibat intimidasi covid-19 yang tak dapat ditolerir.
Dengan kondisi Kepri yang sedemikian parah, kemampuan Ansar-Marlin diuji untuk membuktikan kemampuannya. Pemimpin baru Kepri ini harus bekerja keras, cerdas, fokus, konsisten dan berorientasi pada azas manfaat bagi masyarakat banyak.
Setelah mendeteksi permasalahan, langkah selanjutnya yang dilakukan Gubernur Ansar adalah mencoba menggali sisa-sisa strength (kekuatan) yang ada. Komunikasi, koordinasi dan kolaburasi dibangun bersama segenap instansi vertical yang ada di daerah. Menyusun langkah agar bisa selalu seirama.
Kebangkitan ekonomi Kepri pasca pandemic adalah satu hal mutlak yang disepakati untuk digesa. Namun mengingat pandemic belum usai, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah diawali membentuk herd immunity atau kekebalan tubuh masyarakat agar tidak mudah diserangvirus corona.
Salah satu caranya dengan memaksimalkan pemberian vaksin bagi masyarakat Kepri, baik dosis I, dosis II hingga dosis III (vaksin booster). Seluruh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Organisasi Kemasyarakatan, pers dan stakeholder lainnya ambil bagian dengan mengadakan vaksinasi massal, sehingga hasilnya secara nasional tingkat vaksinasi di Kepri masuk dalam 3 besar yang terbaik capaiannya.
Puncaknya, pada akhir 2021 lalu telah dilakukan servey serologi di Kepri. Survey ini untuk mengukur kekebalan tubuh masyarakat Kepri. Dan hasilnya kekebalan tubuh masyarakat mencapai 89.6 persen. Artinya kekebalan tubuh masyarakat Kepri sudah cukup baik, sehingga upaya pemerintah menggesa vaksinasi dinilai hasil.
“Berdasarkan survey serologi, hasilnya memang tinggi. Namun kita tetap menghimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol Kesehatan dimapanun dan kapanpun. Terutama ditempat-tempat ramai,” ujar Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad.
Dengan membawa visi ‘Terwujudnya Kepulauan Riau yang Makmur, Berdaya Saing dan Berbudaya’. Perlahan dan pasti, selama setahun menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur, Ansar -Marlin mulai memperlihatkan hasil kinerjanya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan perekonomian Kepri mulai menggeliat dan selama tahun 2021 naik mencapai 3,4 persen.
Lima misi yang diemban selama kepemimpinannya berjalan secara terintegrasi. Walaupun tidak terlalu mulus karena masih dibayang-bayangi momok pandemic covid-19, namun setiap usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kepri dibawah Ansar-marlin sudah memperlihatkan hasil yang positif.
Adapun lima misi yang dimaksud adalah, pertama percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis maritim, berwawasan lingkungan dan keunggulan wilayah untuk peningkatan kemakmuran masyarakat; kedua, melaksanakan tata Kelola pemerintahan yang bersih, terbuka dan berorientasi pelayanan; ketiga, mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas, sehat dan berdaya saing dengan berbasiskan iman dan taqwa; keempat, mengembangkan dan melestarikan budaya Melayu dan nasional dalam mendukung pembangunan berkelanjutan; dan kelima, mempercepat konektivitas antar pulau dan pembangunan infrastruktur Kawasan.
Sebagai Gubernur, Ansar mengakui bahwa Pemerintah Provinsi Kepri tidak memiliki cukup banyak anggaran untuk membangun seluruh impian masyarakat Kepri yang tertuang dalam visi dan misinya tersebut. Namun dengan kepiawaian berdiplomasi serta didukung dengan hubungan emosional yang baik dengan pemerintah pusat, Ansar telah berhasil meletakkan pondasi untuk segera dibangunnya sejumlah proyek strategis di Kepri memanfaatkan dana APBN. Dan proyek-proyek strategis tersebut menyebar diseluruh kabupaten dan kota yang ada di Kepulauan Riau.
“Insya Allah dengan hubungan yang baik dan dengan komunikasi yang intens, kita bisa meyakinkan Pemerintah pusat bahwa Kepri ini ruang tamunya Indonesia yang perlu di poles hingga cantik dan menunjukkan kewibawaan bangsa,” kata Ansar Ahmad.
Sejumlah proyek infrastruktur yang akan dibangun menggunakan dana APBN setelah melalui komunikasi yang dilakukan oleh Gubernur diantaranya pengembangan pelabuhan multifungsi Parit Rempak di Kabupaten Karimum, rencana pembangunan jembatan bebas hambatan Batam-Bintan, Pelabunan Samudera Teluk Buton di Kabupaten Natuna, Pelabuhan Logistik Terpadu Teluk Durian di Kabupaten Kepulauan Anambas, Bendungan Letung di Kabupaten Lingga, Peningkatan jalan lingkar Tanjungpinang-Bintan, pembangunan jalur Lintas Barat (bagian-2) di Kabupaten Bintan,
Penataan kawasan Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang, pembangunan SPAM regional di Kabupaten Bintan, Pembangunan Estuari DAM Busung di Kabupaten Bintan, integrasi pelantar I dan plantar II pelabuhan Kuala Riau di Tanjungpinang dan Pelabuhan pengumpan regional kota Segara Tanjung Uban di Kabupaten Bintan.
Tidak hanya di bidang infrastruktur, selama setahun kepemimpinan Ansar-Marlin juga telah berhasil membuahkan sejumlah terobosan dalam bidang peningkatan perekonomian. Salah satunya yang benar-benar langsung dirasakan oleh masyarakat manfaatnya adalah program pemberian pinjaman modal lunak dengan Bungan 0 persen kepada para pelaku Usaka Mikro Kecil Menengah (UMKM) se Kepri.
Dalam hal ini Pemprov Kepri bekerjasama dengan Bank Riau Kepri (BRK). Pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp2 miliar untuk menanggung seluruh bunga pinjaman yang dilakukan pelaku UMKM.
“Kita berusaha untuk memberikan solusi terbaik bagi masyarakat yang sedang susah.
UMKM ini adalah sektor ril penggerak perekonomian, sementara selama pandemic banyak yang berhenti beroperasi. Dengan adanya program pinjaman lunak yang bunganya di tanggung pemerintah ini, semoga menjadi penyemangat baru bagi masyarakat untuk bangkit lagi,” harap mantan anggota komisi V DPR RI ini.
Untuk sektor pariwisata, Gubernur Ansar juga telah berupaya keras dengan menciptakan berbagai regulasi untuk membangkitkan dunia pariwisata di Kepri. Mengingat sector pariwisata adalah yang paling terdampak selama badai pandemic muncul. Banyak hotel dan resort yang tutup dan mengakibatkan sejumlah karyawan di rumahkan.
Saat ini pandemic belum hilang sepenuhnya, kasus-kasus baru masih terjadi secara fluktuatif. Dan bagaimanapun juga, sector pariwisata harus dihidupkan kembali. Kran kunjungan wisman ke Kepri, terkhusus untuk lokasi wisata terpadu harus segera dibuka agar perekonomian bergeliat. Namun Kesehatan, keamanan dan kenyamanan harus diperhatikan. Untuk itu, dengan berkoordinasi secara intens ke pemerintah pusat, akhirnya Gubernur Ansar berhasil meyakinkan pusat dan lahirlah skema travel bubble.
Yang mana melalui skema ini turis mancanegara bisa masuk dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh Pemerintah pusat. Untuk di Indonesia, penerapan travel bubble ini hanya untuk Bali dan Kepri. Sedangkan di Kepri dibatasi di dua lokasi, yakni di lokasi wisata Lagoi di Bintan dan di Ningsa Batam.
“Kita terapkan ini setelah melewati berbagai rapat, baik ditingkat pusat maupun daerah. Bahkan beberapa kali kita melakukan rapat dengan negara tetangga seperti Singapura untuk saling memberikan informasi tentang kesiapan kedua negara terkait penerapan travel bubble ini,”katanya.
Adapun kebijakan yang tidak kalah penting adalah menyangkut pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terkait pengelolaan wilayah labuh jangkar di laut Kepri yang mulai menemui titik terang. Beberapa lokasi yang diusulkan untuk menjadi kawasan labuh jangkar di Kepri sudah di tetapkan, bahkan Pemerintah pusat telah memberikan 2 lokasi labuh jangkar Selat Riau dan Tanjung Berakit serta akan memberikan 1 lokasi lainnya di wilayah labuh jangkar kawasan Tanjung Pinggir Batam untuk di kelola Kepri melalui Perusahan Daerah ( Perseroda ) Badan Usaha Pelabuhan Kepri (BUP Kepri ) .
Berita baik untuk masyarakat Kepri ini didapatkan langsung oleh Gubernur Kepulauan Riau Hj. Ansar Ahmad saat melakukan video conference bersama Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi pada awal Februari. Gubernur menanggapi ini sebagai sebuah anugerah bagi nasyarakat Kepri, karena kebijakan labuh jangkar yang kewenangannya diberikan kepada daerah adalah sebuah harapan yang dinanti-nantikan oleh masyarakat. Alasannya jelas, yakni akan banyak PAD yang akan bisa diserap kedepannya.
Adapun wilayah labuh jangkar di perairan Kepulauan Riau yang sudah ditetapkan oleh kementerian perhubungan adalah wilayah labuh Tanjung Balai Karimun, penetapannya sesuai dengan Peraturan Menteri (PM) nomor 17 tahun 2017 dan pengelolaannya oleh Pelindo I (Persero), dengan luas area lebih kurang 96.470.063 M².
Setiap anugerah dan penghargaan yang saya terima adalah prestasi seluruh masyarakat Kepri. Saya berterimakasih kepada seluruh masyarakat Kepri, tanpa terkecuali. Kita semua patut bangga terhadap Kepri dan kita patut mengisi Kepri ini dengan pembangunan-pembangunan yang kongkrit. Prestasi ini adalah bonus dari hasil jerih payah yang kita semua sudah lakukan. Yang terpenting adalah kita kerja amanah, sungguh-sungguh, serius, fokus dan tuntas,” ucap Gubernur Ansar.
Selama setahun masa kepemimpinannya, Ansar mengaku cukup banyak menerima saran dan bahkan kritikan dari berbagai unsur masyarakat. Sebagai pemimpin yang terbuka dan tidak anti kritik, setiap saran serta kritikan justru dijadikan oleh Ansar sebagai bumbu atau referensi dalam upaya memperbaiki kinerja.
“Saya berterimakasih atas saran dan kritikan yang telah disampaikan selama ini. Sebagai manusia biasa yang tak bisa luput dari salah dan lupa, saya pribadi dan Pemerintah sangat membutuhakan hal itu. Sampai kapankun Pemerintah akan selalu membutuhkan masukan dan saran dari masyarakat, tujuannya agar pembangunan Kepri berjalan lebih baik lagi,” pungkas Ansar. (red)
Suber : Humas Kominfo Kepri