BATAM

Polisi Buru Provokator di Balik Konflik Anarkistis Yang Terjadi di Rempang

Salah satu korban PT Makmur Elok Graha (PT Mendapatkan perawatan dari Tim medis. Rabu (18/9/2024) kemarin.

BATAM, (kepriraya.com)– Kapolsek Galang, Iptu Alex Yasral, mengungkapkan bahwa aksi anarkistis yang dilakukan oleh warga Rempang di fasilitas PT Makmur Elok Graha (PT MEG) diduga dipicu oleh provokasi oknum masyarakat. Saat ini, polisi tengah memburu provokator yang bertanggung jawab atas penyebaran informasi menyesatkan tersebut.

“Ada oknum yang memprovokasi warga dengan memberikan informasi bahwa pihak PT MEG bertindak sewenang-wenang. Saat ini, kami sedang menyelidiki siapa oknum yang menyebarkan informasi tersebut,” kata Alex pada Kamis (26/9/2024).

Provokator tersebut bahkan mengaku sebagai pemilik tanah yang hendak menghibahkan lahan kepada warga, sehingga membuat warga merasa mendapat hak atas lahan tersebut. Namun, Alex menegaskan bahwa Badan Pengusahaan (BP) Batam telah membayarkan hak atas lahan kepada warga dan menyerahkan pengelolaannya kepada PT MEG.

Pertemuan antara warga dan PT MEG pada Rabu (18/9/2024) berujung bentrok antara sekitar 50 warga Rempang dengan karyawan perusahaan tersebut.

“Karena kurangnya komunikasi di lapangan, terjadi perselisihan yang menyebabkan korban di kedua belah pihak, baik dari masyarakat maupun PT MEG. Saat ini, kedua pihak telah mengambil langkah hukum,” jelas Alex.

Ia menambahkan bahwa situasi keamanan di Pulau Rempang sebenarnya cukup kondusif, namun dipanaskan oleh pihak-pihak yang mencoba memanipulasi opini masyarakat.

“Rempang sebenarnya aman. Hanya saja, situasi ini ‘digoreng’ hingga menjadi masalah besar,” tegasnya.

Alex juga mengingatkan warga agar tidak mudah terprovokasi oleh berita palsu yang kini banyak beredar mengenai konflik tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama PT MEG, Nuraini Setiawati, mengonfirmasi bahwa tiga karyawannya mengalami luka-luka akibat serangan dari warga. Nuraini menjelaskan bahwa karyawan PT MEG hanya membela diri karena merasa terancam oleh puluhan warga yang datang menyerang.

“Akibat serangan tersebut, tiga karyawan kami mengalami cedera serius, di antaranya Hardin yang mengalami patah rahang, Afrizal yang penglihatannya kabur akibat luka di bawah mata, dan Franklin yang mengalami luka di kepala. Ketiganya dirawat di rumah sakit selama tiga hari,” kata Nuraini dalam pernyataannya pada Sabtu (21/9/2024).

Nuraini juga menjelaskan bahwa PT MEG diberikan mandat oleh BP Batam untuk mengelola lahan di Kawasan Rempang. Pihaknya telah melakukan pendekatan kepada warga setempat, sebagian di antaranya bersedia menyerahkan lahan kepada PT MEG dan BP Batam. Namun, insiden tersebut terjadi ketika sekelompok warga, yang dipimpin oleh seseorang bernama Bakir, datang untuk mengusir pihak PT MEG dari lahan.

“Situasi semakin memanas ketika lebih dari 50 warga datang, beberapa di antaranya bersikap anarkistis dan membawa kayu. Karena situasi yang mengancam keselamatan, karyawan kami terpaksa membela diri,” jelas Nuraini.

Ia juga menyatakan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam cedera yang dialami seorang warga bernama Nek Awe, yang diduga menjadi korban dalam bentrokan tersebut. (Rmd)

Editor: Redaksi

0Shares
banner 200x200

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *