BREAKING NEWSPOLITIKTANJUNGPINANG

Geber Anak Kepri Gelar Aksi Protes, Kecam Pernyataan Endipat Wijaya Dinilai Cederai Marwah Melayu

Gerakan Bersama (Geber) Anak Kepri, Gelar Aksi protes digelar secara tertib pada Sabtu (13/12/2025) dengan titik kumpul di depan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau, kawasan Tepi Laut, Tanjungpinang. F-ist

TANJUNGPINANG, (kepriraya.com)— Pernyataan Anggota DPR RI Dapil Kepulauan Riau, Endipat Wijaya, terus menuai gelombang kritik dari berbagai elemen masyarakat. Kali ini, sorotan tajam datang dari Gerakan Bersama (Geber) Anak Kepri yang menilai ucapan politisi tersebut tidak hanya melukai nilai kemanusiaan, tetapi juga mencederai marwah Melayu serta meruntuhkan legitimasi moral wakil rakyat Kepulauan Riau di tingkat nasional.

Aksi protes digelar secara tertib pada Sabtu (13/12/2025) dengan titik kumpul di depan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau, kawasan Tepi Laut, Tanjungpinang. Massa aksi membawa spanduk bertuliskan “Aksi Protes Anak Kepri, Menyikapi Pernyataan Endipat Wijaya, Legislator Dapil Kepri ‘Si Paling-Paling’.”

Gerakan ini mendapat dukungan dan berada dalam satu barisan dengan Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (JPKP) Provinsi Kepri, Generasi Anak Melayu (Geram) Kepri, serta Aliansi Anak Melayu Kepulauan (AAMUK). Mereka sepakat menilai persoalan ini tidak bisa dianggap remeh atau diselesaikan sebatas klarifikasi normatif.

Koordinator Geber Anak Kepri, Sholikin, menegaskan bahwa pernyataan Endipat Wijaya telah melampaui batas etika pejabat publik.


“Ini bukan sekadar pendapat pribadi. Endipat berbicara sebagai anggota DPR RI yang dipilih rakyat Kepri. Ketika ucapannya melukai solidaritas kemanusiaan dan nilai adat Melayu, maka rakyat berhak menuntut pertanggungjawaban politik dan etik,” tegasnya.

Senada, Ketua JPKP Provinsi Kepri, Adiya Prama Rivaldi, menilai polemik ini menjadi ujian serius bagi DPR RI dan partai politik dalam menegakkan etika pejabat publik.


“MKD DPR RI tidak boleh diam. Jika pelanggaran etik seperti ini dibiarkan, maka DPR sendiri yang meruntuhkan wibawanya,” ujar Adiya.

Sementara itu, Ketua Generasi Anak Melayu Kepri, Aryandi, mengajak masyarakat bersikap kritis terhadap agenda reses Endipat Wijaya di Kepulauan Riau. Menurutnya, reses merupakan mandat rakyat yang harus dijalankan dengan adab dan tanggung jawab moral.


“Jika wakil rakyat tidak menjaga tutur dan etika, maka rakyat juga memiliki hak politik untuk menolak kehadirannya. Ini bentuk perlawanan konstitusional,” katanya.

Ketua Koordinator Aliansi Anak Melayu Kepulauan, Said Ahmad Syukri, menegaskan bahwa pernyataan Endipat bertentangan dengan nilai dasar orang Melayu yang menjunjung tinggi empati dan solidaritas.


“Melayu itu beradat, beradab, dan berperikemanusiaan. Jika ada wakil rakyat yang ucapannya melukai saudara-saudara kita di Aceh, Sumut, dan Sumbar, maka itu jelas mencederai marwah Melayu Kepri,” tegasnya.

Dalam tuntutannya, Geber Anak Kepri secara resmi mendesak Fraksi Partai Gerindra DPR RI untuk memerintahkan Endipat Wijaya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Kepulauan Riau. Mereka juga meminta DPP Partai Gerindra menjatuhkan teguran keras sebagai bentuk disiplin internal partai.

Meski bersikap tegas, massa aksi menegaskan bahwa gerakan ini tidak dilandasi kebencian personal, melainkan tanggung jawab moral terhadap daerah dan nilai adat.


“Kami tidak membenci Bang Endipat. Justru karena kecintaan kepada Kepri dan adat Melayu, kami bersuara. Diam berarti membiarkan marwah kami diinjak,” tutup Sholikin. (Jki)

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *